"Haruskah aku melahapmu saja?”

Setelah kembali dari medan perang yang berlumuran darah, Orca Ware, pewaris klan paus pembunuh yang perkasa, merasa gelisah. Ia merindukan pertumpahan darah daripada kedamaian, dan merasa lebih nyaman berada di garis depan daripada di dalam kemewahan Kediaman Orca, yang terasa sangat membosankan baginya.

Lalu datanglah Nia, seorang pelayan bodoh dan hina yang terus-menerus dibully oleh yang lain karena ia adalah hibrida ikan mas. Suatu malam ketika lapar, Nia menyelinap ke danau di samping kediaman untuk mengisi perutnya… dan malah bertemu Orca.

“Tuan, aku salah… tolong, ampunilah aku…”
Bagi seseorang yang begitu lemah dan tak berarti, perjuangan Nia yang putus asa untuk bertahan hidup menusuk saraf Orca. Namun, sekeras apapun ia mencoba mengabaikannya, pandangannya selalu kembali pada pelayan rapuh itu. Kediaman yang tadinya membosankan itu mulai dipenuhi ketegangan yang tak biasa.