“Apakah kamu suka, piazel?” “Uh, eh... Aku... tidak tahu.” “Cobalah pikirkan. Ini adalah bagian tubuhmu yang paling sensitif. Apakah kamu merasa puas jika aku menyentuhmu?” “Kenapa... kamu bertanya seperti itu?” “Jika kamu merasa puas, aku juga akan merasa puas.” Makhluk jahat dan iblis terus-menerus mencoba menyerang Tembok Perak. Para penyihir membangun menara sihir di dekat Tembok Perak untuk melindungi umat manusia dan telah berperang melawan makhluk jahat selama lebih dari seratus tahun. Karena pertempuran yang terus berlangsung, para penyihir yang selalu kehabisan mana diberi pasokan “Sharing” oleh negara. Sharing, yang pada awalnya berarti pasangan seorang penyihir, kini telah berubah menjadi istilah untuk ‘budak seks penyihir’ yang digunakan untuk mengisi kembali mana seorang penyihir melalui hubungan intim. Kuil, yang semakin terdesak, memutuskan untuk mengirimkan Sharing ke menara sihir untuk memperluas pengaruhnya. Ini adalah berita yang mengejutkan bagi para pendeta. Namun, Piazel, seorang pendeta, tidak menolaknya dan malah secara sukarela menawarkan diri untuk menjadi Sharing. Sesampainya di menara sihir, dia bertemu dengan penyihir yang dulu menyelamatkannya, seorang pria bernama Iralte. Iralte, yang tampan dengan rambut pirangnya, dikenal sebagai penyihir yang paling terampil dalam menangani Sharing di menara tersebut.